
Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Erman Rahman yang mendapat laporan dari Haluan terkait persoalan ini berencana mengutus tim dari BPBD Padang bersama pakar dari Universitas Andalas untuk mengadakan penelitian terkait fenomena getaran-getaran aneh yang terjadi di Pila Tarok.
"Memang fenomena ini sudah terjadi sejak setahun yang lalu, namun sampai sekarang kami belum tahu persis apa penyebabnya. Untuk itu, saya sudah memerintahkan kepada BPBD Padang dan mungkin juga dengan membawa beberapa orang pakar dari Unand guna meneliti fenomena ini. Insya Allah, hari Senin (21/1) sudah ada tim yang turun ke lokasi," katanya saat dihubungi Haluan, Jumat (18/1).
Ia menambahkan, setelah diketahui apa penyebabnya, barulah kemudian ditetapkan seperti apa penanganan yang tepat. Apabila diketahui bahwa fenomena tersebut dapat membahayakan masyarakat sekitar, maka pihaknya akan segera mengungsikan mereka ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu Kepala Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) Sumbar, Hery Martinus mengatakan pihaknya akan melakukan tinjauan ke lapangan untuk memastikan fenomena ini. Nanti akan di cek secara data spasial dengan mengambil titik koordinatnya, setelah itu akan dikonfirmasi melalui data geologi. “Apa tipikalnya di sana, apakah posisi gerakan tanahnya melintas disitu atau bagaimana. Insya Allah akan cepat di tindak lanjuti karena di ESDM Sumbar juga mempunyai ahli geologi,” ujarnya.
Hery Martinus meminta masyarakat untuk melaporkan kejadian tersebut ke kantor ESDM terkait fenomena yang terjadi di daerahnya dengan menyampaikan kronologisnya.
Dari penelusuran Haluan langsung ke wilayah Pilla Tarok, sejumlah warga hingga masih meresahkan getaran tersebut. Tini (58) pemilik warung yang berada di Pilla Tarok mengatakan bahwa getaran-getaran tersebut terasa dibeberapa bagian rumahnya.
"Iya, yang bergetar mulai dari atap, kaca jendela, pintu, seng-seng. Biasanya kalau sudah sangat mengganggu, karena tidak berhenti-berhenti saya 'sampa' pakai kertas dan sebagainya," ungkap Tini.
Warga lain Rostina (59) mengungkapkan rumahnya sempat ditinjau dari BPBD Kota Padang dan RW setempat, namun tidak ada kejelasan apa penyebab getaran tersebut dan apa antisipasi yang harus dilakukan oleh warga setiap getaran tersebut terasa.
"Dulu rumah saya yang pertama kali di cek, tapi sampai disitu saja, tidak ada penyelesaiannya. Hingga kini masih terus terasa, apalagi kalau hujan lebat kuat sekali getarannya," jelas Rostina.
Meskipun getaran tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tapi diakuinya ada retak-retak yang disebabkan oleh getaran tersebut."Dampaknya kalau yang besar itu memang belum ada, tapi rumah ada yang retak-retak. Baiknya ada antisipasi jangan sampai dibiarkan terus, nanti Pilla Tarok ini hilang saja terbenam lagi," ucapnya seloroh.
Informasi lain diperoleh Haluan dari Azwar Sama (44) salah seorang warga di Pila Tarok yang memosting fenomena tersebut pada media sosialnya. “Sudah satu tahun belakangan kejadian tersebut terjadi, saya posting di sosmed setelah 3 bulan sejak pertama kali getaran itu terasa oleh banyak warga yang bermukim di Pila Tarok ini," ungkap alumni Teknik Sipil UNP itu.
Lebih lanjut, kata Azwar kejadian tersebut terasa saat hujan deras dan setelah adanya bendungan DAM di belakang daerah tersebut. "Dari RW sudah ada bertindak dan lapor ke BPBD Kota Padang, akan tetapi dari pihak BPBD juga RW juga belum ada memberikan klarifikasi. Dugaan awal karena adanya bendungan DAM di belakang. Soalnya getaran kuat terasa setelah adanya bendungan tersebut. Padahal logikanya, tanah disini tanah cadas berbatu dan bukan rawa yang kosong dibawahnya," papar Azwar Sami.
Ditambahkannya, meskipun fenomena getaran tersebut tidak memicu kerusakan namun fenomena tersebut membuat warga merasa waswas dan tidak nyaman. "Getarannya gerakan ke atas ke bawah. Terus menerus tanpa henti, membuat telinga dengung. Apalagi kalau hujan deras, meskipun tidak menimbulkan kerusakan, saat getarannya semakin kuat, susah tidur dibuatnya," papar Azwar.
Hingga kini, warga yang bermukim di kawasan Pilla tarok tersebut berharap agar dari pihak berwenang bisa melakukan penelitian mendalam dan menjelaskan kepada warga fenomena apa yang terjadi. Juga ada solusi yang diberikan, Karena fenomena tersebut tidak hanya dirasakan oleh satu dua orang warga saja.
(Harian Haluan)
No comments
Post a Comment