
Benda yang merekam suara terakhir di pesawat sebelum jatuh itu ditemukan di kedalaman 30 meter lewat alat Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dimiliki kapal Baruna Jaya I.
Awalnya ROV menemukan serpihan badan pesawat dan sebuah syal yang diduga milik korban. Petugas kemudian membawa ping locater untuk menangkap sinyal beepdari kotak hitam tersebut.
Dalam pencariannya pun tidak mudah, salah satu tim penyelam mengalami kesulitan karena kencangnya arus bawah laut dan peningkatan volume lumpur.
"Saya bisa bergeser hingga 70-100 meter dari perahu (titik selam) saking kencangnya arus bawah laut," ujar Ketua Jawa Barat Squad Rescue, Ramdhan Dani.
Kencangnya arus bawah laut juga mengangkat material lumpur di hilir Sungai Citarum yang selama ini mengendap di dasar laut.
Situasi itu, kata Ramdhan, membuat jarak pandang penyelam menjadi pendek dan sulit fokus pada objek pencarian.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Posko Taktis Pantai Tanjung Pakis, Karawang, situasi arus bawah laut yang kencang pada Kamis siang dipicu dorongan arus Selat Sunda dan Bangka Belitung ke arah Tanjung Karawang.
Setelah dipastikan bahwa itu kotak hitam, kemudian langsung diangkut dari dasar laut yang berjarak 100 meter dari posisi awal perkiraan.
Tim langsung membawa benda yang diduga kotak hitam itu ke Kapal Baruna Jaya I.
Kotak hitam itu sudah dibawa ke dermaga Pelabuhan Tanjung Priok dan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diinvestigasi.
(antara sumbar)
No comments
Post a Comment