Mulyadi Muslim: Relawan Harus Ikhlas dan Sabar |
Ulak Karang, Kepedulian masyarakat Sumbar terhadap korban gempa di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalir. Melalui Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), kepedulian itu dihantarkan Sabtu (8/9) dari Kantor ACT Sumbar di Jalan S Parman, Ulang Karang Selatan, Padang Utara.
Kepala Cabang ACT Sumbar Fadhli Septavianra mengatakan, 22 ton bantuan logistik itu terdiri dari berbagai kebutuhan, seperti makanan, kebutuhan untuk anak-anak, kebutuhan bagi perempuan, dan jenis kebutuhan lainnya.
“Kita mengirimkan makanan khas dari Sumbar. Tidak hanya rendang, tapi juga keripik balado dan yang lainnya. Karena dengan mencicipi makanan khas, saudara kita di Lombok bisa ingat, bahwa masyarakat Sumbar, bersama masyarakat Lombok,” katanya.
Dalam acara pelepasan yang juga dihadiri Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Mulyadi Muslim dan Camat Padang Utara Editiawarman itu, Fahdli menyebutkan, pengiriman kali ini merupakan terbesar yang dilakukan ACT. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Sumbar memiliki kepedulian tinggi.
“22 ton itu kita kirimkan melalui jalur laut salam satu kontainer. Semoga dalam waktu cepat, bantuan itu sampai ke Lombok, dan bisa dinikmati dan sampai ke tangan korban gempa. Setelah dilepas Sabtu, insya Allah Senin (hari ini, red) akan diberangkatkan dari Pelabuhan Telukbayur,” jelasnya.
Selain itu, tim ACT hingga saat ini terus mengupayakan bantuan demi bantuan agar masyarakat Lombok dapat hidup dengan layak sebagaimana mestinya. “Salah satunya membangun 1.000 unit hunian sementara (shelter) dan pengiriman bantuan logistik berupa kebutuhan pokok,” katanya.
Sekum MUI Padang Mulyadi Muslim yang memberikan motivasi kepada relawan ACT Sumbar mengharapkan, semua tim bisa menjaga keikhlasan. Membangun sinergi dengan lembaga kemanusian lainnya. Karena, di lokasi bencana, kerja sama bisa memaksimalkan hasil. “Bantuan yang banyak ini adalah amanah masyarakat yang harus tepat sasaran dan berkelanjutan,” katanya.
Mulyadi menyebut, bantuan ini menandakan tingginya kepedulian masyarakat yang saling berlomba membantu korban bencana. Hal itu sangat baik, karena mencerminkan orang yang beriman. “Kami harap, bantuan jangan sampai menumpuk di satu titik atau tempat. Tapi dibagi secara merata ke tempat lain,” katanya.
Mulyadi mengakui, menjadi relawan di lokasi bencana sangat berat, karena itu hasilnya harus maksimal. “Tim harus benar-benar menguasai medan, agar tidak ada lokasi yang tidak tersentuh bantuan sama sekali. Atau bantuan ada, tapi tidak seuai dengan kebutuhan. Seorang relawan kemanusiaan harus penuh keikhlasan dan kesabaran dalam melayani korban,” katanya.
Camat Padang Utara, Editiawarman mengatakan, keberadaan ACT di Sumbar sudah memasuki 1,5 tahun lebih. Semenjak hadirnya ACT, telah menjadi sebuah pintu bagi masyarakat untuk menyerahkan bantuan bagi yang membutuhkan. (*)
No comments
Post a Comment