"Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertemuan massa udara di sekitar perairan barat Mentawai sehingga memicu tumbuhnya awan hujan," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji dihubungi dari Padang, Sabtu.
Ia menjelaskan massa udara yang bertemu di perairan barat Mentawai merupakan massa dari Samudra Hindia dengan massa udara dari laut Cina Selatan atau dari arah timur.
Daerah yang perlu diwaspadai berpotensi dilanda cuaca buruk, sebutnya yakni Kabupaten Pasaman Barat, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Solok selatan dan Kepulauan Mentawai.
Secara umum, lanjutnya suhu udara 19 hingga 31 derajat celsius, kemudian kelembapan udara yakni 65-95 persen, dan angin berhembus dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam.
"Oleh sebab itu masyarakat harus meningkatkan kewaspadaanya terhadap potensi bencana hidrologi seperti banjir dan longsor," ujarnya.
Budi juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati ketika berkendara dan menyiapkan payung serta jas hujan saat keluar rumah, dan juga mengindari jalan-jalan yang rawan pohon atau baliho tumbang.
Selain itu, ia meyampaikan intensitas hujan mulai meningkat pada pertengahan April hingga awal Mei 2018, kemudian akhir Mei sampai awal Agustus kondisi atmosfer cenderung kering.
Sementara untuk cuaca di laut beberapa hari ke depan, BMKG Maritim Teluk Bayur memperkirakan adanya Potensi gelombang dengan tinggi 0,50 hingga 1,5 meter daerah Kepulauan Mentawai-Padang.
Kemudian juga perlu diwaspadai gelombang dengan ketinggian dua hingga tiga meter daerah Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai dan dua hingga tiga meter di Samudra Hindia Barat Bengkulu.
"Nelayan dan jasa transportasi laut diimbau agar mewaspadai hal itu," kata Prakirawan BMKG Maritim Teluk Bayur, Eric Widya Nanda.
Pihaknya akan memperbaharui informasi jika terjadi perubahan cuaca di darat maupun wilayah perairan. (*)
Sumber: AntaraSumbar
No comments
Post a Comment