Kreasi Boleh Tapi Jangan Lupakan Falsafah Minangkabau
A.K
-
10:13 AM
Edit this post
Padang- Belum rampung permasalahan syair yang dibawakan Sukmawati Soekarnoputri pada pagelaran busana karya Anne Avantie,masalah lain kembali muncul. Pada saat ini kaum perempuan Minangkabau protes dan keberatan dengan kreasi Anne Avantie yang memadupadankan hiasan kepala menyerupai 'Suntiang Minangkabau' dengan kebaya.
Seperti hal penggunaan suntiang Minang dalam pagelaran kebaya Anne Avantie bermula dari komentar warganet. Salah satu warganet, Herlina Hasan Basri dalam akun Facebooknya mengunggah empat foto Sophia Latjuba yang mengenakan kreasi antara kebaya dengan sunting Minang. Ia menyayangkan penampilan selebritas ternama Indonesia tersebut yang dianggap menampilkan sunting Minang dengan tidak semestinya.
Terlihat rancangan kebaya yang diperagakan oleh selebritas Sophia Latjuba dianggap tidak memenuhi falsafah masyarakat Minangkabau, yakni 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Falsafah yang dijadikan pegangan masyarakat Minang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tersebut berarti 'adat berlandaskan syariah, syariah berlandaskan kitab Allah'.
Menurut Ketua Penasihat Bundo Kanduang Sumatra Barat, Nevi Irwan Prayitno mengaku prihatin dengan kreasi Anne Avantie tersebut. "Sebab, pakaian tradisi Minangkabau tidak boleh dicampur atau dikreasikan dengan bentuk apapun. Karena setiap busana dari Minang telah berlandaskan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”,ujar Nevi Irwan Prayitno, pada hari Jumat (6/4) kemarin.
“Hal ini akan ditindaklanjuti dan berencana mengajukan somasi kepada desainer bersangkutan. Hal ini dilakukan agar hal serupa tidak terulang dan penggunaan busana adat Minangkabau mengikuti aturan adat yang ada. Somasi itu akan ditandatangani ketua Bundo Kanduang dan seluruh pembina Bundo Kandung di seluruh kabupaten/kota, termasuk Pemprov Sumbar”,ujar Nevi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Taufik Efendi juga menyayangkan kreasi busana yang ditampilkan dalam pagelaran bertajuk 'Sekarayu Sriwedari' pekan lalu.
“Kreasi busana Minangkabau bisa saja dilakukan namun tidak boleh meninggalkan pakem adat termasuk pernak-pernik yang dikenakan. Hal yang penting adalah harus menutup aurat bagi pakaian perempuannya”,ujar Taufik.(A.K)
Sumber: Republika.co.id
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Facebook Comments APPID
Most Reading
-
Dai kondang Indonesia asal Provinsi Riau, Ustaz Abdul Somad hari ini, Minggu (22/10/2017) memberikan ceramah kepada masyarakat kota Padan...
-
Walikota Mahyeldi meninjau lokasi pembangunan terminal type A di Anak Aie Kecamatan Koto Tangah, Ahad (21/1/2018). Rencananya, peletaka...
-
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Pesisir Selatan untuk kegiatan kampanye Gerakan Stop Bullying, penyanyi Muslim asal Inggris Harris J meny...
-
Pasangan nomor urut satu Emzalmi-Desri kalah telak melawan nomor urut dua Mahyeldi-Hendri. Seperti informasi yang dilaporkan sebelumnya...
-
Pasangan Mahyeldi-Hendri dipastikan menang dalam hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei di Pilkada Padang Dalam pidato ke...
Categories
50Kota
Anak
berita
Dharmasraya
DPD RI
DPR RI
EKONOMI
Haji
internasional
investasi
Islam
Kabar Sumbar
Kecelakaan
KESEHATAN
Kesenian
kuliner
Liga 1
mui
NASIONAL
OLAHRAGA
padang
PADANG RANCAK
PadangRancak
PALESTINA
pariaman
PARIWISATA
Payakumbuh
pemilu2019
PENDIDIKAN
Pertanian
pesantren
Pesisir Selatan
pilkada
politik
PrabowoSandi
Ramadhan
Sepakbola
Sumbar
Tarung Derajat
TEKNOLOGI
No comments
Post a Comment