BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Kreasi Boleh Tapi Jangan Lupakan Falsafah Minangkabau


Padang-  Belum rampung permasalahan syair yang dibawakan Sukmawati Soekarnoputri pada pagelaran busana karya Anne Avantie,masalah lain kembali muncul. Pada saat ini kaum perempuan Minangkabau protes dan  keberatan dengan kreasi Anne Avantie yang memadupadankan hiasan kepala menyerupai 'Suntiang Minangkabau' dengan kebaya.

Seperti hal penggunaan suntiang Minang dalam pagelaran kebaya Anne Avantie bermula dari komentar warganet. Salah satu warganet, Herlina Hasan Basri dalam akun Facebooknya mengunggah empat foto Sophia Latjuba yang mengenakan kreasi antara kebaya dengan sunting Minang. Ia menyayangkan penampilan selebritas ternama Indonesia tersebut yang dianggap menampilkan sunting Minang dengan tidak semestinya.

Terlihat rancangan kebaya yang diperagakan oleh selebritas Sophia Latjuba dianggap tidak memenuhi falsafah masyarakat Minangkabau, yakni 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Falsafah yang dijadikan pegangan masyarakat Minang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tersebut berarti 'adat berlandaskan syariah, syariah berlandaskan kitab Allah'.

Menurut Ketua Penasihat Bundo Kanduang Sumatra Barat, Nevi Irwan Prayitno mengaku prihatin dengan kreasi Anne Avantie tersebut. "Sebab, pakaian tradisi Minangkabau tidak boleh dicampur atau dikreasikan dengan bentuk apapun. Karena setiap busana dari Minang telah berlandaskan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”,ujar Nevi Irwan Prayitno, pada hari Jumat (6/4) kemarin.

 “Hal ini akan ditindaklanjuti dan berencana mengajukan somasi kepada desainer bersangkutan. Hal ini dilakukan agar hal serupa tidak terulang dan penggunaan busana adat Minangkabau mengikuti aturan adat yang ada. Somasi itu akan ditandatangani ketua Bundo Kanduang dan seluruh pembina Bundo Kandung di seluruh kabupaten/kota, termasuk Pemprov Sumbar”,ujar Nevi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Taufik Efendi juga menyayangkan kreasi busana yang ditampilkan dalam pagelaran bertajuk 'Sekarayu Sriwedari' pekan lalu.

“Kreasi busana Minangkabau bisa saja dilakukan namun tidak boleh meninggalkan pakem adat termasuk pernak-pernik yang dikenakan. Hal yang penting adalah harus menutup aurat bagi pakaian perempuannya”,ujar Taufik.(A.K)

Sumber: Republika.co.id
« PREV
NEXT »

Facebook Comments APPID